Sabtu, 11 April 2009


Hari ini Palestina menangis dan menggelorakan nasyid jihadDi setiap jengkal tanah QudsYang telah dikotori dan diinjak-injak oleh kaki-kaki YahudiBangunlah wahai pemuda IslamBangkitlah wahai anak Khalid bin WalidBangkitlah wahai cucu Saad bin Abi WaqashBangkit dan sabarlahSesungguhnya setiap cita-cita itu ada harganya....

Ya, setiap cita-cita ada harganya. Begitu juga cita-cita membebaskan Palestina dari penjajahan Zionis Israel. Baris-baris puisi yang mengawali film ini bikin hati bergetar. Adegan-adegan selanjutnya semakin membuat sedih juga geram. Kita mungkin sering menyaksikan adegan anak-anak dan remaja Palestina melawan tentara Israel di televisi. Juga adegan memalukan tentara Israel dengan tank dan senjata beratnya memborbardir anak-anak tersebut. Film dokumenter ini seakan membundel aksi-aksi tersebut.

Maka mengalirlah aksi-aksi heroik ‘anak-anak pengukir sejarah’ tersebut. Juga aksi-aksi pengecut Zionis Israel. Seorang anak yang diculik di hadapan ayahnya kemudian dipukuli. Seorang remaja yang dipukuli beramai-ramai oleh tentara Israel hingga tewas. Seorang anak yang dipukuli oleh pria Israel rakyat sipil, yang ketika tersadar aksinya direkam kamera, pria tersebut lantas mengenakan topeng. Juga adegan tentara Zionis memborbardir rumah-rumah dengan roket, membuldozer pohon-pohon, menembak membabi-buta pada rakyat Palestina. Serta bayi-bayi serta anak-anak yang tewas dengan tubuh tercabik.

Ada juga adegan “lucu” saat seorang tentara Israel lengkap dengan senjata, helm, dan rompi anti peluru, mengejar seorang anak yang hanya berbekal batu. Tentara Israel menghujani anak tersebut dengan peluru, namun sang anak dengan cerdik menghindar dan kemudian melempari si tentara dengan batu. Tentara tersebut malah berbalik mundur, takut dengan batu yang dilempar sang anak. Hah, benar berita-berita yang sering kita dengar, bahwa tank-tank tentara Israel banyak yang berbau pesing, karena tentara-tentaranya takut keluar tank dan dihujani dengan batu-batu.


Bumi anbia berdarah lagi
Hancur, hangus, rentung segala
Dihujani peluru timah hitam
Diguruhi bom dan dipetiri mortar
Suara pembunuh, suara pemusnah
Begitu lantang menggegar hati
Suara erangan, suara duka manusia
Begitu sayu menagih simpati
Kemerdekaan apakah itu?
Andai belenggu sengsara masih mencengkam
Andai nyawa manusia bagai debu melayang
Andai peluru durjana terus merobek bahagia
Palestin, dikau menjadi saksi segala
Kekejaman dan kezaliman yang beraja
Iringan doa kukalungkan jua
Buat semua mujahid perkasa
Aduhai Palestin!
Begitu mahal nilai sefaham
Tidak terbeli nilai sehati
Begitu tinggi nilai manusiawi
Tidak tercapai akal dan budi